KOMPAS.com — Pada dasarnya, dokter memiliki panduan
pertanyaan untuk memberikan antibiotik. Hanya saja kendala yang paling
sering dihadapi adalah membedakan infeksi virus dengan infeksi bakteri
ringan atau moderat sebab gejalanya hampir sama.
Akan tetapi,
sebenarnya, dari gejala-gejala yang umum, dokter berdasarkan ilmu dan
pengalamannya bisa dengan tepat menentukan pemberian antibiotik. Bagi
kita, penting juga untuk mengetahui pertimbangan apa saja yang membuat
dokter memberikan antibiotik agar kita bisa mengonsumsinya secara tepat.
Sebab ini adalah obat yang jika dikonsumsi tidak sesuai aturan atau
kurang tepat peruntukannya bisa menimbulkan efek samping. Jadi, yang
perlu kita perhatikan saat mendapatkan resep antibiotik adalah:
Panas tinggi:
suhu badan yang tinggi, dengan rasa linu di seluruh tubuh, dan disertai
dengan tubuh yang gemetar seperti mengigil bisa jadi adalah infeksi
karena bakteri. Biasanya gejala ini akan membuat dokter meresepkan
antibiotik karena merujuk pada infeksi akibat bakteri.
Akan
tetapi, suhu tubuh yang tinggi juga akan dialami oleh orang yang terkena
infeksi akibat virus, seperti flu. Itu mengapa, jika demam masih kurang
dari tiga hari, sebaiknya jangan langsung meminta antibiotik sebab bisa
jadi itu infeksi karena virus.
Berapa lama rasa sakit sudah kita rasakan.
Jika selama lebih dari tiga hari panas tubuh tak kunjung berhasil
diredam dengan obat penurun panas, dokter akan meminta kita melakukan
pemeriksaan darah. Dari sini akan terlihat apakah suhu tubuh yang
meninggi itu disebabkan oleh bakteri atau virus. Dari situ juga akan
ditentukan antibiotik apa yang cocok bagi kita jika panas disebabkan
oleh bakteri.
Apa warna lendir dari hidung kita.
Jika lendir dari hidung atau ingus kita bening, itu disebabkan oleh
virus yang biasanya menyebabkan flu. Namun, jika bewarna hijau atau
kekuningan, itu pertanda adanya bakteri dalam saluran pernapasan kita.
Sebenarnya warna ingus sedikit tidak bisa dijadikan panduan sebab pada
jenis infeksi pernapasan tertentu warnanya juga bisa menjadi kehijauan.
Hanya saja warna ingus ini bisa menjadi salah satu pertimbangan dokter
untuk memberikan resep antibiotik atau tidak.
Radang tenggorokan.
Meski tenggorokan terlihat berwarna merah menyala, sebenarnya bukan itu
yang dicari dokter ketika ingin memberikan resep antibiotik. Adalah
spot putih yang merupakan tanda adanya bakteri menyerang tubuh kita.
Jika ini ada, dokter akan mempertimbangkan pemberian antibiotik.
Selain
tenggorokan, biasanya warna lidah kita pun akan menjadi referensi
dokter. Lidah yang berwarna putih pucat biasanya akan mengindikasikan
ada infeksi akibat bakteri.
Pada dasarnya, dokter akan menuliskan
resep antibiotik ketika melihat hasil laboratorium. Bisa dari sampel
darah, lendir di atas lidah, ludah, dan ingus. Sampel ini akan diteliti
untuk kemudian dilihat apa sebenarnya yang membuat tubuh kita kesakitan.
Jadi, jika dokter meresepkan antibiotik, jangan ragu untuk bertanya
hasil laboratorium mana yang menunjukkan adanya serangan bakteri. Dan,
ingat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis hingga habis. Sebab,
jika tidak, saat bakteri sejenis kembali menghampiri, sistem kekebalan
tidak terbentuk sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar